Sabtu, 21 Januari 2012


Festival keagamaan dan musim kawin di India bisa dongkrak harga emas


emas (reuters)
JAKARTA (bisnis-jabar.com): Masuknya masa festival keagamaan dan musim kawin di India, konsumen terbesar perhiasan logam mulia, dinilai akan mendorong harga perak dan emas terus reli.
Melissa Pistilli, pengamat yang menulis untuk silverinvestingnews.com mengatakan musim membeli logam mulia telah dimulai di India, konsumen emas terbesar dunia dan konsumen terbesar keempat perak.
Kedua logam memainkan peran penting dalam festival budaya serta musim pernikahan di India, faktor yang sangat mempengaruhi pergerakan harga musiman emas dan perak.
Melissa menyebutkan menurut sebuah analisis musiman antara awal September dan awal Desember, perak cenderung reli sekitar 11,4% lebih tinggi rata-rata. Bulan terbaik untuk harga perak ialah November, Januari, Februari dan Mei ketika keuntungan bulanan yang bisa diharapkan investor antara 4% sampai 5%.
Dia menyebutkan pada musim gugur 2010 dan keuntungan musim dingin 2011 atas perak cukup mengesankan, yakni dengan meningkat dari sekitar US$19,50 per ounce menjadi US$30,50 per ounce antara awal September dan awal Desember. Dan dari US$31 per ounce pada Januari 2011 menjadi ke dekat US$50 per ounce menjelang akhir April 2011.
Kepercayaan budaya di daerah pedesaan menyebabkan para petani menginvestasikan uang mereka hampir seluruhnya dalam logam mulia daripada menyimpan di bank. Jika harga emas terlalu tinggi, kemungkinan mereka beralih ke perak.
“Mereka tidak percaya bank, mereka percaya perhiasan mereka,” kata Bhargava Vaidya, pakar soal emas dan direktur BN Vaidya & Associates, dalam sebuah artikel Wall Street Journal awal tahun ini.
Sementara itu Ibrahim, analis senior pada Harvest International Futures, memperkirakan harga emas akan melaju menembus US$1.917 per ounce disorong faktor krisis di Eropa dan memburuknya data ekonomi AS yang akan memaksa the Fed mengeluarkan stimulus lanjutan di akhir tahun atau awal 2012.
“Data AS menunjukkan pengangguran masih tinggi. Jika pengangguran masih di atas 7% maka the Fed perlu meluncurkan program quantitative easing ketiga,” kata Ibrahim  hari ini kepada Bisnis. Menurutnya, program stimulus itu tinggal menunggu waktu saja.
Selain itu, kata dia, para analis menilai ekonomi global mengalami goncangan dari tiga wilayah ekonomi besar. AS dengan meredupnya data ekonomi, China yang manufakturnya melemah, dan krisis utang regional Eropa yang telah menginveksi Italia, Perancis, Spanyol, Yunani, dan Irlandia. “Krisis Eropa selama ini menopang kenaikan harga emas,” ujar Ibrahim.
Inflasi yang tinggi dan masuknya masa perayaan keagamaan di India, konsumen perhiasan terbesar, akan mendorong harga emas menembus US$2.000 per ounce pada September-Oktober. “Hingga akhir tahun kemungkinan bisa menembus US$2.300,” katanya.
Di saat harga emas terlalu tinggi sebagian investor akan melirik perak yang harganya dinilai masih terlalu murah. Menurut Ibrahim harga perak melaju lebih cepat dibanding emas dan dapat menembus US$50 per ounce hingga akhir tahun.
Harga emas untuk pengiriman segera naik US$12,80 atau 0,7% ke US$1.895,68 per ounce pukul 11:21 di London. Adapun harga emas untuk pengiriman Desember naik 1,1% pada US$1,898.40 di Comex di New York setelah menyentuh US$1.908,40. Perdagangan ditutup hari ini untuk libur Hari Buruh.
Sementara itu harga perak untuk pengiriman segera turun 0,4% menjadi US$43,0887 per ounce. Sedangkan platinum turun 0,1% pada US$1.881,30 per ounce. Palladium naik 0,4% menjadi US$777,50 per ounce. (fsi)

Tidak ada komentar: